Search site


Kartini Ku Kini Termarjinalkan

21/04/2010 13:41

Kartini kini sangat berbeda dengan kartini massa lalu. Kartini kini hidup dalam dunia yang serba terbuka dan pelik dalam problematika hidup serta sosial yang didalamnya telah terjadi pergeseran – pergeseran norma dan moralitas yang ada. Gerakan fenimisme atau yang lebih dikenal dengan gerakan emansipasi wanita yang dicetuskan dan digaungkan oleh Raden Ajeng Kartini yang berasal dari Jepara – Jawa Tengah. Gerakan emansipasi wanita pada dasarnya adalah gerakan perlawanan yang dilakukan terhadap pemerintah Kolonial Belanda dan penjajah yang berada di tanah air. Ada penyetaraan genre antara wanita dan pria ketika tanah air tercinta ini diganggu oleh musuh atau penjajah, dalam hal ini ingin dikatakan bahwa tidak hanya pria saja yang berhak membela negara kesatuan. Tidak hanya itu saja yang telah dilakukan oleh R.A Kartini kita, Ia juga melakukan terobosan lain selain dari gerakan perlawanan yaitu bahwa perempuan berhak mengenyam pendidikan layaknya pria.

Wajah Kartini kita saat ini adalah perwujudan wajah Kartini kita massa lalu yang melakukan evolusi dalam hidup dan problematika sosial yang ada. Perempuan kini pun dapat melakukan pekerjaan – pekerjaan yang dahulu tabu untuk dilakukan oleh wanita seperti bekerja atau menjadi wanita karir, menjadi aparatur negara, musisi, budayawan hingga presiden dan lain sebagainya. Yang pada dasarnya dahulu telah banyak wanita yang melakukannya. Kini wanita tidak hanya sebatas mitos saja yang hanya mampu bekerja didapur serta mengurus anak dirumah, tetapi wanita dapat melakukan aktifitas diluar rumah serta memiliki penghasilan dan penghidupan lain.

Namun masih ada yang menganggap miring dan melihat sebelah mata jika Kartini kini berada dalam komunitas minor yang mengusung budaya anti kemapanan “Ladies Punk”. Tampilan Kartini yang dalam imajenasi kita selalu lekat dengan kebaya dan rok, ditampilkan berbeda oleh mereka dengan busana dan style hitam – hitam. Pada dasarnya mereka merupakan Kartini – Kartini Indonesia yang telah menjelma dengan melakukan proses dan pergeseran budaya. Dari budaya timur dan coba mengarah pada budaya barat. Ada hal lain kenapa mereka “Kartini kini” mau mengusung budaya anti kemapanan tersebut. Adapun alasan – alasan Kartini – Kartini kita pada dasarnya merupakan proses pembelajaran baginya kelak, seperti ketidak harmonisan rumah tangga (broken home), tekanan yang ada dalam pikiran dan jiwa hingga pergaulan yang dialami dan dijalaninya. Meski tidak sedikit dari mereka “Kartini Kita” yang hanya bersenang – senang saja dan menyalurkan sedikit bakat terpendamnya.

Ada gerakan perlawanan yang dilakukan oleh monunitas Karini hitam – hitam yaitu adalah kebebasan berekspresi, kebebasan berpendapat, kebebasan berpikir hingga hanya ingin menunjukan eksistensi dirinya atau hanya dalam sekedar proses pencarian jati diri serta tujuan hidupnya semata. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa mereka juga merupakan Kartini kita dalam tampilan wajah yang apa adanya. Banyak dari kita masih menganggap bahwa mereka “Kartini kini” yang telah menjema tersebut dalam tampilan Ladies Punk selalu negatif dan urakan tanpa mereka sendiri menyadari inilah zaman yang terbuka serta mengarah atau bahkan sudah terjadi globalisasi dalam segala aspek kehidupan seperti ekonomi, sosial, budaya dan lainnya. Kartini ku kini yang menjelma pada wajah Ladies Punk hanya ingin tetap bertahan hidup dalam dunia yang serba sulit dan tetap eksis di jalur yang mereka usung meski mereka “masyarakat” masih menganggapnya miring, tetapi inilah kami dalam komunitas kecil yang telah bertahan dan menjelma dalam dunia ke tiga dan mungkinn akan tetap beregenerasi hingga nanti dan tak perduli meski panasnya arus globalisasi menerpa. Kecuali jika memang tuhan telah meluluhlantahkan dunia dan semesta ini. Karena Kartini kini dalam penjelmaan Ladies Punk akan terus ber-evolusi dalam segala hal baik pikiran, sosial, budaya, jiwa dan sebagainya.

Selamat hari kartini dan Oi…Oi…Oi…