Search site


Susah Masuk ??? Basahin Dulu Palanya !!!

24/04/2010 13:11


Jangan anggap remeh kata – kata tersebut, meskipun kata – kata yang menjadi tema dalam artikel ini terkesan remeh dan berkonotasi sedikit seronok ternyata kata – kata tersebut memiliki nilai filosofis yang sangat besar serta mendalam dalam kehidupan kita dan bermasyarakat.

Ada hal yang mungkin tak pernah dipelajari dalam lembaga pendidikan formal ataupun non formal kita tentang makna sebuah kata yang menjadi tema artikel ini. Tetapi dalam realita yang terjadi dikehidupan dan dalam bermasyarakat kita banyak yang telah mempraktikkannya. Sebagai contoh sederhana ketika sehelai benang akan dimasukan kedalam lubang jarum, maka bagian kepala benang (ujug benang) akan dibasahi dengan cara dimasukan kedalam mulut dengan tujuan agar mudah dalam proses memasukan benang tersebut kedalam lubang jarum.

Tanpa disadari banyak dari kita pada dasarnya belajar secara afektif atau sikap yang dicontohkan oleh orang tua, atau lingkungan kita. Karena hal seperti ini tidak akan dipelajari di lembaga pendidikan, baik formal atau non formal. Belajar afektif atau dengan sikap adalah cara belajar efektif karena tidak terlalu sulit dan rumit layaknya di lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan pada dasarnya hanya mengajarkan beberapa hal saja yang menjadi prioritas, seperti membaca, menulis, berhitung saja selebihnya adalah tergantung kita dalam pegembangan konsep yang ada dan terhubung dengan kehidupan, baik eksak atau sosial. Apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, apa yang kita rasa dan kita lakukan adalah menjadi modal utama.dalam pembelajaran sesungguhnya seperti pelajaran yang ada pada benang dan lubang jarum.

Dalam kenyataannya sebuah kata ”Susah Masuk ??? Basahin Dulu Palanya !!!” yang terkesan remeh dan senonoh tersebut banyak dipraktikan dalam kehidupan bermasyarakat baik secara konsep teoritis hingga konsep – konsep praktis sederhana. Ada makna yag tersurat dan tersirat pada kata yang menjadi tema pembahasan kita ini dalam realita sosial masyarakat kita dan selalu terjadi sudah sekian lama. Adapun tujuan penggunaan kata tersebut dalam praktik sosial adalah untuk mempermudah segala macam masalah dan permasalahan yang ada dan tengah dihadapi dengan kata lain sebagai pelancar dan pelicin sebuah masalahh agar dipermudah dalam penyelesaiannya. Yang kini mungkin kita kenal dengan sebutan suap, kolusi, pelicin hingga korupsi yang dapat terbentuk dari aplikasi – aplikasi tersebut.

”Susah Masuk ??? Basahin Dulu Palanya !!!” merupakan fenomena yang sejak lama sudah ada dan terus dipertahankan layaknya sebuah tradisi suci yang telah mengakar dan harus dilestarikan oleh masyarakat dan bangsa ini. Apakah fenomena seperti ini yang ada pada masyarakat kita sudah menjadi suatu budaya yang sulit untuk dihilangkan ??? Ataukah hanya mentalitas kita saja yang belum siap dan tidak akan pernah siap untuk bersikap suportif sehingga tidak mau dan males ribet dan berkecenderungan untuk instant dalam segalanya ??? Atau mungkin ini mungkin sudah menjadi sistem pendidikan kita yang selalu beregenerasi dan diturunkan secara turun – temurun ??? Sehingga dapat dikatan sebagai ”Sistem Pendidikan Genetis” ???

Apapun nama dan bentuknya relita yang ada memang tidak bis