Search site


Agama dan Aliran Keagamaan

18/03/2010 17:30

 

Agama berasal dari bahasa sang sekerta, yaitu A yang berarti tidak  dan GAMA yang berarti kacau – balau sehingga agama dapat didefinisikan tidak kacau atau tidak berantakkan. Jika ditinjau dari artian tersebut maka agama itu sendiri memilki makna sebagai pengikat antara manusia dengan lainnya yang tidak tertulis dan yang tertulis.

Agama pada dasarnya adalah aturan atau norma – norma yang mengikat masusia itu sendiri dengan aturan – aturan baku atau tidak baku yang mencakup norma itu sendiri, moralitas serta pengakuan dan penyerahan diri teradap Sang Pencipta. Jika kita tinjau lebih dalam lagi, maka agama dapat dikatakan sebagai aturan main yang berada dalam masyarakat yang telah mencakup semua aspek kehidupan, baik kehidupan dan hubungan  sosial hingga hubungan kita dengan Sang Pencipta.

Keberadaan agama pun hingga kini masih dianggap sebagai momok yang menakutkan yang mengkait – kaitkan antara surga dan neraka. Yang artinya adalah jika dilepaskan dari kata surga dan neraka maka dengan adanya agamapun masyarakat atau dalam hal ini manusia pasti akan kacau balau seperti zaman jahilliyah :pembodohan”. Lah wong dengan ada agama yang telah mengkait – kaitkan kedua dimensi yang belum diketahui “Surga dan Neraka” manusianya saja sudah kacau balau apa lagi tanpa adanya agama atau adanya agama tanpa menakut nakuti dengan adanya surga dan neraka.

Tuhan dalam hal ini Sang Pencipta alam semesta pun pada dasarnya tidak menciptakan agama itu sendiri. Jadi boleh dibilang dengan kata lain agama merupakan suatu komoditas dan identitas status sosial dalam masyarakat yang berhubungan dengan kepercayaan yang dianutnya.  Tuhan tidak pernah menciptakan agama A atau pun agana B dan lain sebagainya yang Ia mau adalah bagaimana hamba-Nya dalam hal ini manusia-Nya dapat berhubungan dengan baik diantara ciptaan-Nya dan Sang Pencipta-Nya saja. Yang Tuhan bilang dalam kitab – kitab-Nya dalam bahasa yang mudah atau sulit dimengerti adalah selamat, Yang artinya adalah terserah manusianya itu sendiri dalam menjalani hidupnya yang penting mereka “Hamba-Nya” dapat kembali kepadanya dalam keadaan selamat “suci” seperti pertama kali mereka diciptakan atau dilahirkan. Artian selamat dalam hal ini tentunya tidak dapat lepas dari ilmu yang dimilki manusia irtu sendiri yang akan mempengaruhi pola pikir dan sikapnya.

Agama merupakan suatu identitas status religius manusia dalam kelompok – kelompok besar atau kecil yang memainkan peranan sangat penting dalam hidup dan kehidupan masyarakat. Dalam artian sedikit sempit agama juga dapat dikatakan sebagai organisasi keyakinan yang didalamnya terdapat sub – sub organisasi lainnya. Jadi boleh dibilang penamaan – penamaan agama pada dasarnya merupakan pemberian manusia itu sendiri baik yang diperoleh melalui wahyu yang di bawa utusan-Nya hingga olah spiritual manusianya itu sendiri.

Tidak sembarangan mungkin kita membentuk suatu organisasi keyakinan yang mengkait – kaitkan antara Tuhan, surga – neraka hingga untaian – untaian kata tang tertuang dalam bait puisi dan do’a dalam kitab suci. Karena Keberadaan agama dapat diakui dan diterima oleh masyarakat luas jika memilki syarat – syarat sebagai berikut :

1. Adanya Tuhan

Tuhan yang diyakini sebagai suatu zat pencipta dan pengatur alam semesta ini. Baik secara penebutan tentang panggilan sayang terhadap Tuhannya hingga pengaturan secara simbolis melalui lambing dan symbol.

2. Adanya Kitab Suci

Untaian kata – kata sakti yang menyakitkan, menenangkan hingga bersifat rayuan dan janji  manis sang pencipta yang tertuang dalam satu buku sacral yang diyakini sebagai firman tuhan yang dibawa oleh utusan-Nya sebagai syarat mutlak kedua harus dipenuhi karena jika tidak keberadaan agama itu sendiri masih disangsikan.

3. Cara Peribadatan / Penyembahan

Ini merupakan suatu prosesi pengakuan diri dari hamba terhadap penguasanya. Jadi dalam hai ini tata cara dalam beribadah menjadi kunci utama yang membedakan antara agama yang satu dengan yang lainnya meskipun memilki tujuan yang sama.

Ketiga syarat tersebut diatas menjadi wajib hukumnya jika kita ingin mendirikan suatu organisasi keyakinan yang mengkait – kaitkan antara tuhan, surga – neraka hingga semua aspek kehidupan.

Kesulitan – kesulitan yang paling besar ditimbulkan adalah pada bagian yang ke dua yaitu kitab suci suatu agama, karena kitab suci suatu agama tersebut tidak boleh sama dengan kitab suci agama lian yang sudah ada dan tidak boleh menyadur dengan kitab suci agama lain. Kitab suci merupakan kitab sacral yang menjadi pedoman bagi para pemeluk suatu agama, yang konon katanya kitab Suci merupakan perkataan – perkataan tuhan melalui utusan-Nya untuk hamba-Nya.

Karena kesulitan membuat suatu kitab sakral tersebutlah maka banyak yang coba mengadopsi kitab – kitab yang ada dengan berlabelkan agama tersebut tetapi tidak sedikit pula ditemui perbedaannya. Sebagai contoh yaitu menentukan arah beribadah, cara beribadah hingga pengakuan rosul dan malaikat atas dirinya. Jika kenyataanya seperti iru maka hal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai agama melainkan sebagai sub – sub dari agama yang sudah ada atau dengan kata lain masyarakat kita berkecenderungan menyebut Aliran agama atau aliran keagamaan.

Adanya aliran agama atau aliran keagamaan yang berkembang pesat saat ini layaknya jamur musim hujan merupakan parade – parade kekecewaan yang telah lahir dan memiliki pola pikir berbeda dengan apa yang telah ada tentang agama itu sendiri atau bahkan memiliki pe,ahaman berbeda tentang suatu konsep yang telah dituangkan dalam kita agamanya.

Agama dan aliran agama atau aliran keagamaan pada dasarnya memiliki persamaan yang mendasar yaitu prosesi penyerahan diri terhadap keeksistensian Sang Khalik dan sama – sama mencari dan mengajarkan kebenaran. Namun kini agama dan aliran agama atau aliran keagamaanpun sudah benar – benar menjadi komoditas dan mengandung muatan – muatan politis.

Yang perlu dikhawatirkan adalah, jika muatan politis tersebut positif maka akan melahirkan kebijakkan – kebijakkan yang positif pula. Tetapi sebaliknya jika muatan politis bersifat negatif maka keberadaan agama dan aliran agama atau aliran keagamaanpun akan menjadi senjata dan alat pemusnah massal layaknya bom atom dan siap menghanguskan seisi dunia.

Kesinambungan antara agama dan aliran agama atau aliran keagamaan lainnya adalah agama dan aliran agama atau aliran keagamaan dianggap sebagai suatu alat transpotrasi menuju Sang Pencipta. Yah meski hati orang tidak ada yang tahu sebenarnya. Jadi hal ini tergantung dari niat individunya masing – masing.

Keegoisan dan muatan lainlah yang menciptakan perbedaan – perbedaan yang dapat meruncing hingga melahirka pertumpahan darah karena yang satu menganggap paling benar begitu pula yang lainnya.

Jika kita coba untuk berfikir sejenak dan membuka mata, hati dan telinga kita, maka perbedaan merupakan rahmat yang harus disyukuri sebagai suatu dinamisme hidup sehingga dapat meminimalisir peruncingan. Karena pada dasarnya agama mengajarkan kita pada kebenaran.