Search site


Aksi Diri

10/11/2010 21:05

Manusia sebagai mahluk Tuhan

Sebagai mahluk Tuhan, kita tak akan banyak membahas tentang peran yang dimainkan oleh manusia sebagai batasan seorang hamba. Karena dalam hal ini kita semua pun tahu peran manusia sebagai seorang hamba kepada Tuhannya yang telah menciptakan alam semsesta beserta isinya termasuk kita “manusia” partikel yang tak berarti yang dengan kebetulan atau tidak mengemban suatu maksud Sang Tuhan karena manusia adalah khalifah-Nya dimuka bumi. Sebagai mahuk tuhan, maka sikap, tindakan serta perbuatan manusianya tak luput dari rutinitas ritualisasi agama yang dianutnya dalam kehidupan si penganutnya.

Manusia sebagai mahluk beragama memiliki kontibusi yang tak sedikit dalam memicu terjadinya aksi diri dalam diri setiap hamba terhadap Tuhannya.

Sebagai contoh, keterbatasan seorang hamba yang mengharuskan pasrah pada dua hal yang terangkum jelas dalam suratan nasib dan takdir karena tak ingin diklaim sebagai pendusta meski telah terjadi suatu aksi damai hamba dengan Tuhannya melalui untaian do’a hingga memicu terjadinya suatu demonstrasi radikal yang mempertanyakan eksistensi dan keberadaan-Nya.

Manusia sebagai mahluk individual

Manusia merupakan mahluk individu sekaligus mahluk sosial. Sebagai mahluk individu, manusia memilki wilayah – wilayah tertentu dalam dirinya yang sangat privasi dan tak dapat diganggu gugat atau dimasuki oleh orang lain, seperti masalah aqidah “menganut kepercayaan”, hal – hal yang bersifat prinsipil dan lain sebagainya. Sehingga jika wilayah – wilayah pribadinya disentuh oleh orang lain tanpa orang lain tersebut dipersilahkan untuk masuk dan menyentuhnya maka akan terjadi suatu penolakan. Dimana penolakan yang terjadi pada dasarnya bertujuan sebagai ancamaan dan untuk mempertahankan daerah teritorialnya yang merasa terancam oleh kedatangan mahluk lain.

Resistensi yang dilakukan tersebut didorong oleh faktor eksternal yang memicu aksi dan tindakan dalam dirinya. Karena terjadinya suatu respon (aksi) atau feed back terhadap yang merespon (mereaksi).

Manusia sebagai mahluk sosial

Selain sebagai mahluk individu, manusia pun berperan sebagai mahluk sosial yang selalu dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sosial sekitar. Dalam proses sosialisasi, maka akan terjadi hubungan antar kedua individu atau lebih yang dapat disebut dengan interaksi. Dalam suatu interaksi yang dibangun dalam struktur sosial masyarakat, baik secara personal maupun sosial, maka akan terjadi pertukaran informasi yang ada dalam lapisan masyarakat tersebut. Pertukaran informasi yang terjadi mengandung mutan – muatan yang mengakomodir pesan, maksud dan kepentingan dari si pembawa pesan tersebut.

Ketika terjadi akomodasi suatu niat, maksud dan tujuan dalam suatu interaksi, maka akan terjadi pula suatu gerakan – gerakan yang merespon atau responsibilitas yang timbul tanpa disadari atau dengan disadari oleh setiap individu yang berinteraksi yang dapat dikatakan sebagai aksi diri.

Aksi diri dalam setiap diri manusia secara personal dan individual dipandang sebagai suatu tindakan dengan kekuatan sendiri.

Banyak nama dan motif yang melatarbelakangi suatu aksi diri tersebut, baik motif sadar atau pun motif tanpa disadari, sikap, hasrat dan dorongan, rangsangan, power sebagai kekuatan, kapasitas dan lain sebagainya. Dengan kata lain ;

Kita melakukan apa – apa yang kita lakukan karena kita adalah sebagai mana kita adanya.

Sikap dan perbuatan manusia, suatu pandangan tentang aksi diri dan interaksi menekankan suatu penempatan yang berbeda bagi apa – apa yang merangsang timbulnya suatu prilaku yang dipengaruhi oleh faktor – faktor tertentu yang terkombinasi oleh faktor lainnya. Setiap faktor eksternal yang dapat menghasilkan tuntutan psikologis internal (dalam diri) yang dapat mengarahkan dan membimbing perilaku masnusianya atau bahwa setiap manusia memenuhi tanggapan eksternal serta tanggapan individualnya. Dengan kata lain jika faktor eksternal atau faktor internal berubah, maka akan mempengaruhi sikap dan tindakan yang dilakukan oleh manusia tersebut. Sebagai contoh sederhana adalah, jika kita belajar sikap dan dapat mendatangkan keuntungan bagi diri kita, maka kita akan berpartisipasi dalam sikap tersebut. Begitu pula yang terjadi dalam kultur masyarakat.

Setiap manusia yang berbuat, bersikap atau bertindak memiliki asumsi yang sama yaitu adanya suatu makna yang terkandung didalamnya.

Dan setiap manusia bertindak terhadap suatu hal dikarenakan adanya suatu makna yang terdapat pada sesuatu tersebut yang mendorong suatu sikap atau tindakan (merespon). Jika makna yang terkandung didalam sesuatu hal tersebut hilang dikarenakan oleh faktor yang mempengaruhinya, maka akan berpengaruh terhadap rangsangan untuk bertindak. Dengan kata lain ;

Apa yang kita pikirkan, lihat, dengar, rasa dan lakukan dikarenakan dari sebuah atau lebih makna yang diberikan terhadap hal – hal fisik, sosial lingkungan dan abstraksi.

Makna yang terdapat didalam sesuatu hal tersebut ditranformasikan serta diinformasikan oleh manusia melalui panca indera yang dimilikinya melalui sebuah transaksi (interaksi). Atau dengan kata lain faktor – faktor yang mendorong timbulnya suatu aksi dalam diri setiap manusia (aksi diri) baik eksternal maupun internal adalah si manusianya itu sendiri.