Search site


Egoisme dan Nurani

11/04/2010 13:56

 

Terkadang kita sebagai manusia sangat egois dengan segala hal yang kita inginkan atau yang tak pernah kita inginkan. Dan itupun sangatlah wajar adanya.

Keegoisan – keegoisan yang dimiliki manusia pada dasarnya berawal dari satu titik atau bahkan lebih, yaitu nafsu yang didomonasi oleh pikiran atau logika. Semuanya itupun pada dasarnya  bersumber dari panca indera yang dimilikinya seperti ; mata yang dapat melihat warna – warni pelangi, telinga yang mampu membedakan nada – nada, lidah sebagai alat perasa, hidung yang mencium aroma yang ada, hingga kulit yang dapat membedakan antara kasar dan halus.

Logika manusia dapat bekerja jika mendapat rangsangan atau dengan kata lain menerima supply dari panca indera yang bekerja secara sendiri – sendiri atau terorganisir dengan atau tanpa adanya komando. Jika panca indera kita sudah bekerja maka maka akan menghasilkan output baik positif maupun negatif seperti halnya buah pikiran, kreatifitas dan lain sebagainya. Logika yang ada pada dasarnya didominasi oleh nafsu yang terlahir secara sempurna atau premature tergantung dari keilmuan yang dimilkinya. Nafsu – nafsu itulah yang melhirkan benih – benih keegoisan serta kemunafikan yang menyelimutunya serta mampu menutup nurani.

Jika tidak dapat meredam dan mengendalikannya maka nafsu – nafsu inilah yang dalam bentuk ego akan menjadi racun dalam tubuh yang mengalir dalam setiap pembuluh darah dan nadi yang lama – kelamaan akan merusak susunan dan jaringan tubuh dan saraf si manusianya itu sendiri.

Nah … Disinilah fungsi hati diperlukan. Dimana fungsi hati sebagai penetralisir racun yang ada dalam tubuh. Secara hakikatnya fungsi hati dalam artian luas pun sama yaitu menetralisirkan racun – racun dalam hati dan pikiran. Artinya fungsi hati disini sangat diperlukan untuk menahan dan penyeimbangkan antara pikiran atau logika dengan sikap – sikap yang mempengaruhinya.

Setiap manusia yang terlahir pada dasarnya baik dan nurani inilah yang selalu menuntun manusia kearah kebaikan yang hakiki.

Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam ;

Segala sesuatu yang ada pasti memilki massa dan menempati ruang dan benda yang memilki massa lebih besar akan selalu mempengaruhi benda yang massanya lebih kecil, karena setiap benda memilki gaya tarik terhadap benda lain.

Jika ditinjau dari filsafat tersebut diatas, maka tidaklah salah jika pikiran kita yang selalu didominasi oleh nafsu – nafsu hasil suplly dari panca indera yang bekerja tanpa henti dan selalu menari dalam pikiran serta menawarkan sesuatu yang semu tak dapat diredam akan melahirkan ego dan jiwa – jiwa ambisius yang terkurung didalamnya serta akan melahirkan suatu program pencapaiannya. Meskipun hati nurani kita pun sudah memilki program, yaitu kebaikan.

Jiwa – jiwa yang terkekang secara emosi harus segera ditolong segera dengan memberi penawar racun itu sendiri dan penawar racun tersebut pada dasarnya sudah adan dalam bentuk imunitas dalam tubuh kita sendiri “Hati dan Nurani”.

Pada dasarnya setiap manusia memilki nurani, tapi yang menjadi masalah adalah bagaimana menyeimbangkan antara pikiran yang dituangkan dalam sikap dan olah kata dapat dikontrol oleh nurani sehingga tidak akan melahirkan parade sakit hati oleh sikap dan kata kita…