Search site


Guru dan Manusia Super Egois

20/04/2010 14:32

  setanEGO BUKAN SOLUSI

Kebanyakkan dari kita belajar secara otodidak dan dari sikap (Afektif). Meskipun melalui sistem pendidikan formal yang dilaluinya. Salahkah ketika sistem pendidikan yang ada hanya bisa mengekang kreatifitas guru dan siswanya tanpa menilai dari sisi yang lain? Kreatifitas bagi mereka dan kebanyakkan dari kita bukanlah dianggap sebagai suatu hal yang positif, tetapi sebagai ancaman dan bom waktu yang dapat membahayakan kelak. Sebagai contoh ketika seorang anak didiknya bertanya kepada si guru yang dianggap sebagai manusia super dan sempurna, maka si guru tersebut akan sedikit mempertimbangkan anak tersebut sebagai ancaman yang dapat mempermalukan atau membuatnya terlihat tolol didepan anak didiknya. sehingga kebanyakkan dari kita ” kaum guru” akan mengancamnya dengan mengurangi nilai anak yang bertanya tersebut. Logikanya guru dimata masyarakat awam adalah sosok yang patut digugu dan ditiru serta memiliki kemampuan diatas rata – rata.

Seorang guru haruslah sadar bahwa mereka juga manusia biasa yang memiliki banyak keterbatasan. Menjadi guru bukanlah suatu kapandaian atau faktor kelebihan ilmu yang dimilikinya. Tetapi menjadi guru merupakan anugrah besar sekaligus tanggung jawab besar yang diamanatkan oleh TUHAN kepada kita. Guru bisa mengerti, Guru juga bisa tahu dan Guru pun bisa mentransfer sejumlah informasi atau ilmu pengetahuan bukan karena semata – mata karena dia pintar atau pandai, melainkan karena guru tersebut lahir, tahu, belajar dan mengerti terlebih dahulu dari peserta didiknya.

Kesalahan para guru – guru kita selama ini adalah mereka menganggap dirinya yang paling tahu dan paling benar sehingga ketika diberi sedikit masukan atau sesuatu yang memang benar guru tersebut dengan sombong menampiknya dan berkata Ah… Tahu apa kau kan masih kecih, anak kemaren sore atau kata – kata semacamnya yang menjatuhkan pendapat anak didiknya.

Jika memang begitu adakah perbedaan guru dengan orang tua ?
Perbedaannya sangatlah tipis sekali tetapi persamaannya sangat mendasar yaitu mereka tidak mau di kritik, diberi masukan oleh orang yang lebih muda atau lebih cendrerung dapat dibilang EGOIS. Tuhan tidak pernah melihat bentuk fisik seseorang untuk menitipkan ilmu-NYA.

Yang perlu disadari oleh orang – orang tua dan kaum pendidik termasuk didalamnya sistem pendidikan, Dunia selalu berubah dan cara belajar atau teknologipun akan berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhannya. Sehingga jika pola berfikir kita masih tetap sama seperti dulu maka sampai kapanpun orang tua atau lembaga pendidikan tidak akan pernah melihat jiwa – jiwa kecil yang merdeka, berkreatifitas dan dapat memaksimalkan segenap kemampuannya. Lembaga pendidikan dan orang tua akan melahirkan pemberontak – pemberontak dan militan – militan yang akan menjadi ancaman baginya kelak.

Sadarilah !
Untukk kau Orang tua dan kau Guru atau kaum pendidik kau hanya sebatas manusia biasa yang tidak lebih dari mereka “Anak dan Anak Didik” yang sama – sama memiliki keterbatasan. Lupakanlah ego mu sebagai manusia superior dan lihatlah diri mu dari dimensi itu. Sehingga tidak akan ada kata Guru Dan Orang tua sebagai manusia super Egois.