Search site


Kesombongan Tuhan Sebagai Bukti Ke-eksistensian-Nya

18/03/2010 17:56

 

 

tangan_tuhan

Tuhan adalah zat maha tunggal yang tak dapat didefinisikan oleh apapun bahkan hingga kinipun keberadaannya masih tak terdeteksi. Hingga ilmu pengetahuanpun tak dapat menjelaskan definisi tuhan dengan jelas dan pasti. Berbeda dengan agama yang menjelaskan eksistensi tuhan dan ketuhanan yang tak rasional atau tidak dapat dijangkau oleh akal sehat. Ketika kita menanyakan tentang konsep ketuhanan lebih terperinci, kitapun akan dimarahi dan diklaim sebagai orang kufur yang identik dengan kafir.

Lalu apakah tujuan sebenarnya kita diciptakan ?

Apakah kita diciptakan hanya untuk menyembah dan beribadah kepada-Nya saja?

Adakah tujuan lain kita diciptakan ? yaitu untuk mengumandangkan pada dunia bahwa AKU “Tuhan” ada. Dan mau dianggap Zat serba Maha.

Jika memang begitu adanya, maka tuhan adalah zat yang sombong dan maha sombong. Emm…Tuhan Sombong ya…? Mungkin memang pantas jika tuhan itu memiliki sifat sombong, karena ialah Zat yang Maha Tunggal. Dan ketika ada sesuatu yang sombong itu dikumandangkan “apapun, siapaun dan kapanpun” maka akan menimbulkan satu bentuk korban dan kekecewaan. Pada dasarnya kita diberi akal dan pikiran merupakan satu kebanggaan dan sekaligus satu beban besar yang akan kita pertanggung jawabkan.

Tuhan telah menciptakan Malaikat dan Iblis, terlebih dahulu dari kita “Manusia” yang pada saat itu tidak ada satu mahluk pun yang dapat mengatakan pada dunia bahwa DIA adalah tuhan. Tidak malaikat atau Iblis sekalipun bahkan hewan dan tumbuhan juga tidak dapat mengatakan-Nya.

Ketika satu mahluk yang dianggap hina dibandingkan “oleh Iblis” itu diciptakan maka semua alam “Malaikat dan Iblis” disuruh agar berseru “Bershalawat” kepada manusia, maka mulailah terjadinya pemabangkangan besar – besaran antara Iblis dan Tuhan. Hasil dari pembangkangan tersebut lahirlah jiwa – jiwa yang terluka, kecewa dan teraniaya tetapi tetap tegar menjawab kesombongan tuhan meski harus menderita kelak.

Dari itu semuapun akan menimbulkan pembangkang – pembangkang baru yang lebih mengedepankan rasional dan akal. Tidak seperti Iblis yang membangkang karena iri hati oleh manusia, Tidak juga seperti malaikat yang tidak berani membangkang karena tidak banyak mengerti tentang persaan kecewa dan sakit hati yang dialami sang Iblis. Hingga sang Iblispun bersumpah akan menggangu anak cucu adam hingga akhir zaman.

Emmm…. Kira – kira ampe kapan ye ?

Bukankah kita “manusia” merupakan perpaduan antara malaikat dan iblis ? yang memilki tugas keduanya dalam satu tubuh yang resah dan hina. Dengan memadukan keduanya maka akan ada pertanyaan – dan pertanyaan tentang konsep ketuhanan. Jika tuhan dipertanyakan sudah oleh mahluklnya baik secara konsep keilmuaan dan filsafatis serta dari segi agama, maka secara tidak langsung eksistensi tuhan akan terjawab.

Apakah ini semua sudah diatur dalam naskah drama yang disutradarai oleh Tuhan ?

Jika memang begitu keadaannya berarti memang benar bahwa manusialah yang dapat menerima keadaan tuhan dan sekaligus menampik keberadaannya. Sehingga terjadilah satu proses besar dalam duania perdagangan yaitu pemasaran produk yang berhubungan dengan konsep – konsep ketuhanan, mulai dari terciptanya agama, cara beribadah, hingga membunuh untuk meningkatkan kredit point agar masuk surga dengan dalih moralitas dan penyimpangan norma – norma agama.

Jika memang begitu maka tuhan benar adanya sebagai zat yang sombong yang keberadaanya ingin diakui dan diserukan kepada alam, dan hanya manusialah yang mampu melakukannya. Dengan akal dan kesempurnaan yang dimiliki dibanding mahluk lain, manusia dapat mengatakan tentang eksistensi tuhan, keberadaan tuhan hingga simbol – simbol tentang tuhan, seperti kalimat/ tulisan, patung, pohon besar dan lain sebagainya.

Apakah untuk menunjukkan eksistensi dari segala sesuatu harus ada korban dan yang dikorbankan ?

Lalu apakah fungsi manusia dimuka bumi ini ? karena segala sesuatu yang telah tercipta memilki maksud, tujuan dan kegunaaan.

Jika memang ada kegunaan selain untuk menjawab tentang eksistensi tuhan dengan segala konsep yang ditawarkan dalam satu kepala yang dirangkum dalam satu kata, yaitu akal, maka tersenyumlah wahai Zat tunggal yang diagung – agungkan oleh penganut atau pengikut-Mu yang meski itu salah. Karena salah lebih baik dari pada tidak berani berbuat. Dan kesalahan merupakan satu prosesi suci dari proses belajar dan pembelajaran.

Dari prosesi yang tidak terlalu sempurna antara Hak dan Kewajiban tentang apa dan bagaimana terhadap tuhan dan eksistensi-Nya maka timbullah manusia – manusia yang mengatakan tentang konsep ketuhanan secara keilmuan, dimana eksistensi ilmu itu sendiri didukung oleh filsafat keilmuan tersebut, serta agama – agama yang ada. Satu hal yang  antara ketiganya “Agama, Ilmu dan Filsafat” yaitu mencari dan mengajarkan kebenaran.

Tetapi tuhanpun masih sama seperti kita, yaitu menganut 2 pasal terpenting dalam suatu system, yaitu : pasal (1) Tuhan tidak pernah bersalah, dan pasal (2) Jika tuhan bersalah, lihat pasal (1).

Kedua pasal tersebut kini diadopsi seluruhnya secara sempurna oleh orang tua, pimpinan, senior, guru dan lainnya” untuk menunjukan eksistensi mereka sebagai mahluk yang tidak mau disalahkan.