Search site


Manusia dan Religi

03/11/2010 20:51

Kepercayaan terhadap segala sesuatu yang bersifat ghaib dalam kehidupan masyarakat memiliki hubungan yang ssngat erat dan tak dapat dipisahkan sehingga satu sama lainnya akan saling mempengaruhi dalam bentuk masyarakat atau bermasyarakat serta berbudaya atau kebudayaan. Jika ditinjau dari sejarah peradaban umat manusia dari kehidupannya yang selalui diwarnai dengan sesuatu yang bersifat magis “religiomagi” yaitu merupakan anggapan bahwa setiap benda atau partikel disemesta kita ini memiliki kekuatam magis “ghaib” yang membentuknya serta melingkupinya. Begitu pula manusia yang merupakan bagian dari semesta kita yang terbentuk.

Religi atau yang lebih dikenal dengan agama memiliki peranan yang sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia dan bahkan sangat menonjol serta mendominasi setiap aspek kehidupan yang ada. Bahkan status religi atau agama merupakan suatu martabat khusus dalam peranannya dalam kehidupan sosial, seperti kyai, ustad, pendeta,  pastur dan lainnya ditinjau secara fungsional. Ajaran – ajaran tentang konsep suatu keyakinan serta hal – hal yang bersifat ghaib merupakan tujuan utama setiap manusia dalam suatu kegiatan – kegiatan yang mempertinggi derajat ketaqwaan serta kemajuan umat manusia.

Dalam hidup dan kehidupan, manusia selalu menemui hal – hal yang terkadang tak masuk akal dan sulit untuk dicerna dengan pikiran dan panca inderanya. Terkadang dapat dengan mudah untuk melihat sebab – akibat dari suatu peristiwa dan kejadian tetapi terkadang tidak sedikit pula yang sangat sulit untuk melihat sebab – akibat dari suatu kejadian. Untuk peristiwa serta kejadian – kejadian yang tak masuk akal atau tak dapat dipahami oleh suatu kelompok, golongan atau masyarakat dianggap sebagai hal – hal diluar nalar dalam aturan – aturan alam semesta (Hukum sebab- akibat).

Beals dan Hoijer mengatakan bahwa religi merupakan suatu respon terhadap kebutuhan akan konsepsi yang tersusun mengenai alam semesta dan mekanisme dalam menghadapi kegagalan yang tumbul karena keterbatasan dan ketidakmampuan manusia dalam memahami serta meraamalkan kejadian dan peristiwa yang tak dapat diketahui dengan tepat (diluar nalar manusia).

Berbeda antara religi dengan magi, karena religi merupakan suatu keyakinan serta kepercayaan yang dilatar belakangi oleh keterbatasan yang dimiliki manusia. Dengan kata lain bahwa religi terlahir atas pengakuan terhadap sesuatu yang ghaib (supranatural) tanpa adanya hubungan sebab – akibat sedangkan menurut Malinowski, magi merupakan suatu kepercayaan yang masih mengandung unsur keyakinan pada kemampuan atau kekuasaan manusia dengan suatu kegiatan yang mengundang bala bantuan melalui ritual – ritual, mantera – mantera dengan maksud tertentu.

Bentuk – bentuk religi yang kita kenal hingga kini dan dianggap sebagai suatu agama budaya atau keyakinan yang terlahir atas pemuasan kebutuhan – kebutuhan manusia serta kesejahteraan hidupnya merupakan suatu bentuk penyerahan diri kepada suatu yang bersifat ghaib yang dikenal dengan sebutan Tuhan, Sang Hyang Widi atau apaupun namanya sebagai zat tunggal pengatur semesta raya kita dan sebagai bentuk usaha untuk memecahkan segala masalah demi keselamatan hidupnya. Adapun bentuk – bentuk religi antara lain ;

1.    Animatisme adalah satu bentuk religi yang ada dimana Animatisme merupakan suatu konsep yang menganggap bahwa hal – hal yang bersifat materiil (immpersonal) terdapat setiap pada setiap benda disemesta kita ini dan suatu gejala – gejala yang mengandung arti pada segala hal yang ada mengandung suatu kekuatan ghaib sangat penting dan tidak dirupakan bentuknya yang dianggap sebagai sumber besar.

2.    Atheisme, kata ateisme berasal dari kata sifat dalam Bahasa Yunani Kuno yang berarti “tidak bertuhan”. Pada awalnya ateisme digunakan sebagai julukan peyoratif yang di gunakan untuk menyebut orang-orang yang kepercayaannya bertentangan dengan agama yang sudah mapan di lingkungannya. Dengan menyebarnya pemikiran bebas, skeptisme ilmiah, dan kritik terhadap agama, istilah ateis mulai dispesifikasi untuk merujuk kepada mereka yang tidak percaya kepada tuhan.

3.    Animisme, Dinamisme dan lain sebaginya

Sedangkan magi terbagi menjadi dua, yaitu ;

1.    White Magic, yaitu magi putih yang  mendatangkan kebaikan atau orang awam lebih mengenalnya dengan sebutan ilmu putih.

2.    Black Magic, yaitu magi hitam yang  mendatangkan keburukan atau orang awam lebih mengenalnya dengan sebutan ilmu hitam.

Pada dasarnya antara religi dan magi pun dimulai dari sesuatu yang bersifat sederhana dan sangat mendasar sekali, yaitu suatu pemuasan akan kebutuhan manusia hingga menjadi suatu bentuk yang sangat sakral dan mempengaruhi kehidupan dalam bermasyarakat dan berbangsa hingga terlahir suatu keyakinan atau agama. Dan dorongan – dorongan akan hal tersebutlah yang telah memberi banyak warna pada proses dan penciptaan suatu kebudayaan yang ada sekarang.