Search site


Suatu Tempat Di Antara Surga dan Neraka

01/04/2010 16:54

Dunia….. merupakan suatu tempat yang terletak diantara surga dan neraka. Suatu tempat yang kontas dengan hal – hal yang indah dan yang penuh dengan penderitaan. Kedua hal tersebut sangat sulit untuk disatukan tetapi sangat sulit pula untuk dipisahkan. Dimana dunia pada dasarnya terbentuk atas penyatuan dua unsur yang berbeda dan berbenturan tetapi tak dapat dipisahkan sehingga menjadi satu kesatuan “sistem”. Seperti hitam dan putih yang ditolelir menjadi abu – abu dan remang - remang, baik dan buruk yang dapat ditoleransikan sehingga banyak perbedaan didalamnya, surga dan neraka yang menjadi dunia dan lain sebaginya.

Sedangkan menurut Aristotels dunia pada dasarnya terbentuk oleh empat unsur, seperti api, air, tanah dan udara. Keempat unsur tersebut pada dasarnya saling berbenturan tetapi mengikat satu dengan lainnya. Bagaimana tidak, api dengan air tidak dapat disatukan sedangkan air dengan tanah sangat berbeda secara fisik dan meteri penyusunnya begitupula yang lainnya. Dengan kata lain keempat unsur itu mengandung nafsu yang diwakilkan oleh udara, tamak dan serakah oleh tanah, amarah yang membara dengan apinya dan sisi bijaksana oleh air yang membelenggu sistem dunia ini.

Pada dasarnya dunia ini adalah semu dan sementara atau bahkan kita “mahluk pengisi dunia” juga bersifat sementara atau kita mahluk pemgisi dunia ini yang bersifat sementara sedangkan dunia ini kekal dan abadi atau bahkan keduanya antara dunia dan mahluk pengisinya keduanya semu. (Tidak ada yang dapat membuktikannya).

Kedudukan dunia secara letak geografisnya berada diantara hal yang tak nampak yang kita sendiri hanya mendengarnya sebatas dongeng pengusir lelah saja. Dunia yang terletak diantara kedua hal yang belum dapat dipastikan keberadaanya inilah yang nantinya akan menentukan kemana kapal kita akan berlabuh nanti. Artinya dunia ini sebagai tempat yang tidak dapat berdiri sendiri dan selalu ditengah – tengah, maka kita mahluk – mahluk kompleks pengisi dunia ini juga akan berada ditengah – tengah.

Hitam dan putih sebagai esensi yang divisualisasikan dunia ini anya dapat ditangkap oleh kita mahluk – mahluk komplek yang syarat akan akal dan pikiran saja yang mampu membaca dan menangkapnya, sedangkan mahluk lainnya hanya penunjang dari  suatu system dunia kita bahkan kita pun dapat dikategorikan sebagai penunjang esensial dunia yang fana ini. Dengan adanya akal dan pikiran pada diri kita “mahluk – mahluk kecil pengisi kekosongan dunia” maka kita pula yang dapat menangkap perbedaan yang telah disajikan dunia atau kita pula yang telah membuat adanya hal yang remang – remang tersebut.