Search site


Tuhan (Dalam Sebuah Senyum dan Penggalan Puisi)

18/03/2010 17:52

art_rainbow

Konon “ bacanya jangan dibalik”

Pada saat akan diciptakan mahluk yang diberi nama manusia yang terbentuk atas partikel – partikel kecil dengan kekuatan sangat besar, timbullah satu pertanyaan dari mahluk tuhan yang lain-Nya yaitu malaikat. Malaikatpun bertanya kepada tuhan dan meragukan manusia yang tidak akan saling membunuh dan baku hantam. Tetapi tuhanlah yang tahu betul tentang itu semua dan tetap menciptakan manusia.

Kebenaran tentang ketakutan – ketakutan yang selama ini dikhawatirkan pun terjadi. Manusia saling baku hantam dan saling membunuh “dalam artian luas”.  Yang kesemuanya itu dikarenakan oleh pembangkangan dan janji Iblis pada tuhan hingga nanti.

Pernahkah kalian melihat Tuhan tersenyum dan bepuisi ?

Mungkin Tuhan telah muak dan jika Ia boleh protes maka Ia-pun aka protes terhadap kita semua yang telah mengambil lahan kerja-Nya secara tidak langsung karena jika kita fikir sedikit, maka secara tidak langsung kitapun telah membunuh Tuhan dalam sebuah karakter yaitu sebagai karakter zat tunggal yang maha.

Maka tidaklah heran jika sebelum manusia diciptakan malaikat bertanya kepada tuhan dan meragukan manusia yang tidak akan saling membunuh dan baku hantam. Dalam firman-Nya pun telah dikatakan bahwa tanda – tanda kehancuran dunia dan semesta kita yaitu bermunculan binatang –binatang melata yang dapat berbicara. Binatang … kitapun “manusia” masuk kedalam kategori binatang dilihat dari agama dan sains yang kebetulah dan dengan sengaja diberi akal. Jadi kehancuran dunia dan semesta kita dalah binatang – binatang dalam artian luas pula. Artinya adalah manusialah yang menghancurkan dunia dan semesta ini secara perlahan dan pasti. Dalam Ilmu biologi laju pertumbuhan manusia dan makanan tidak sebanding atau lebih banyak manusianya.

Logika sederhananya adalah jika satu (1) pohon dapat menghasilkan satu buah dan manusianya melahirkan satu (1) anak maka pertumbuhan dapat dikatakan berbanding lurus. Tetapi jika satu (1) pohon menghasilkan (1) buah dan manusianya melahirkan empat (4) anak maka akan terjadi perebutan makanan dengan dalih bertahan hidup. Inilah yang terjadi.

Bertahan hidup dengan segala cara, saling menjatuhkan, menghasut dan kesombongan untuk menunjukan eksistensipun terjadi antar mahluk tuhan yang kesemuanya berawal dari perut dan bawah perut serta tidak memanfaatkan fungsi hati “nurani” sebagai zat imunity terhadap perlawanan racun “iri hati” yang masuk kedalam tubuh dan mrngalir melalui pembuluh darah serta masuk dan mempengaruhi akal sehat.

Berfikirlah !

Sebuah kisah klasik tentang dua sisi yang berbeda yaitu ahli ibadah dan ahli maksiat.

Pada saat si ahli maksiat datang pada ahli ibadah, ahli maksiat bertanya , hai kau yang rajin beribadah bagaimana kau tahu tentang tuhan ? Lalu ahli ibadah mengatakan sombong sekali kau menyakan tentang tuhan dank au selalu melakukan maksiat. Dan kau pastiakan masuk neraka. Ahli maksiatpun tersenyum dan berkata wahai kau ahli ibadah jika kau memang dekat dengan tuhan tolong sampaikan jika aku masuk neraka nanti aku mau disampingku ada yang rokok samsu sehingga pada saat malaikat letih dan mulai bosan menyiksaku disela – sela waktu itu aku akan menikmati hisapan rokok samsu sebatang demi sebatang ditemani panas neraka. Lalu ahli ibadah pun berkata kau akan ditempatkan di neraka paling bawah “jahanam”.

Dan ketika kematianpun terjadi pada keduanya si Ahli Ibadah berpesan dikubur dengan barang – barang berharga yang disukainya sedangkan si ahli maksiat minta dikubur dengan sebungkus rokok samsu……silahkan lanjutkan. “Cerita diambil dari Kisah Psikologi Kematiah”

Sepengal kisah diatas adalah menggambarkan bahwa yang menentikan surga dan neraka adalah orang yang menganggap dirinya benar,selalu meng-klaim orang lain bersalah dan tidak mau dikirtik orang lain.

Jika diamati lebih seksama maka Tuhan pun akan dan telah tersenyum pada orang – orang yang mau sedikit berfikir, karena dengan berfikir maka secara tidak langsung manusia telah menjalankan tugas-Nya sebagai khalifah dimuka bumi dan bukan terhadap orang yang rajin ibadah dan tetap sombong serta tak mau berfikir.

Sadrilah surga – neraka baik dan buruk mutlak milik tuhan dan tuhanlah yang berhak menentukan-Nya bukan kita, kami, kalian atau siapapun. Kebenaran tuhan bukanlah sebuah komoditas yang tersusun dan terbentuk oleh muatan politis dan kekuasaan yang mempengaruhinya “tidak parpol atau ormas”. Maka tidaklah heran ketika tuha coba bernyani dan berpuisi sedikit melalui penggalan – penggalan bait yang dilantunkannya melalui peristiwa yang telah terjadi. Hasil dari bernyanyi dan berpusinya tuhan adalah alam menjadi tidak stabil, gempa bumi, tsunami, gunung meletus, angin ribut serta lainnya.

Tuhan tidak akan pernah merasa dirugikan jika pekerjaan-Nya diambil alih oleh mahluk-Nya dan tidak juga merasa dibunuh karakternya oleh mahluknya yang sombong. Dan tuhanpun tidak merasa diuntungkan jika semua mahluk-Nya yang rajin beribadah dan berdo’a kepada-Nya.

Maka jika kita bertanya tentang tuhan tanyakanlah pada hati suci “nurani” mu yang tak pernah berdusta meski mulut mengatakan dusta dengan segala kesombongannya. Sadarilah ketika kita sudah berani menentukan halal dan haram, sesat atau tidak maka kitapun telah mengambil alih peran dan kerja tuhan yang maha menentukan.

Janganlah salahkan gejala alam yang terjadi, karena alam hanya bergoyang dan coba menghibur dirinya dengan lantunan bait puisi dan lagu yang dinyanyikan tuhan. Ketika tuhan tersenyumpun alam raya kita akan menmperlihatkan wajah yang berseri – seri dengan canda dan tawa riangnya.

Korelasi antara alam yang bergejolak disebabkan oleh faktor – faktor diatas antara lainnya yaitu alam kita sudah muak dieksplorasi oleh manusia tanpa memnerinya sumbangsih kepadanya. Dalam agama mungkin bahsa seperti ini disebut dengan azab tuhan, teguran dan lain sebagainya. Begitu juga tuhan yang maha menciptakan selalu disingkirkan oleh mahluk yang diciptakannya. Apakah zat maha pencipta harus kehilangan identitas-Nya dan dibunuh karakternya oleh manusia ?